Sebagian besar industri usaha banyak menghadapi krisis di tengah pandemi Covid-19, termasuk salah satunya industri perhotelan. H Sovereign Hotel dan The ONE Legian Hotel merupakan dua Hotel bintang 4 yang berlokasi sentral di wilayah Kuta Bali dengan predikat terbaik, dilihat dari kelengkapan fasilitas, pelayanan hingga prestasi yang diraih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana penerapan strategi komunikasi krisis yang dilakukan terlebih saat menghadapi krisis Covid-19 dalam industri perhotelan di wilayah Kuta sebagai salah satu pusat destinasi terkemuka di Bali bahkan hingga ke Manca Negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Industri Perhotelan di wilayah Kuta Bali khususnya pada H Sovereign Bali dan The ONE Legian Hotel saat ini masih berada dalam tahapan Krisis jika dianalisis melalui Three Stage Approach dalam Komunikasi Krisis. Upaya kedua Hotel dalam merespon krisis dilakukan dengan cara membangun kembali (rebuild) dan memperkuat (reinforcing) brand sesuai dengan bagian yang terdapat dalam situational communication crisis theory. Pihak hotel juga sudah senada dalam menerapkan 10 prinsip-prinsip komunikasi krisis saat menghadapi pandemi Covid-19 dan mengimplementasikan kegiatan Marketing Public Relations yang juga digunakan sebagai perencanaan strategi pasca krisis. Belajar dari krisis global ini, industri perhotelan di wilayah Kuta Bali akan memaksimalkan upaya pencegahan melalui crisis communication plan yang lebih terstruktur.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi Krisis, Three Staged Approach, Situational Communication Crisis Theory (SCCT), Marketing Public Relations, pandemi COVID-19.