Kawasan perbatasan negara sering dianggap sebagai wilayah tertinggal dan kesan negatif, karena selain keterbatasan kondisi infrastruktur dan pelayanan dasar publik, sebagian wilayah tersebut berada dipelosok negeri dengan tingkat geografis yang sulit. Disisi lain, dalam satu dekade terakhir pemerintah telah berusaha merubah paradigma tersebut, bahkan Presiden Jokowi mencanangkannya sebagai salah satu nawacita presiden yakni perbatasan negara menjadi beranda depan NKRI. Berangkat dari hal tersebut, dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk melihat strategi komunikasi yang dilakukan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan RI (BNPP), yaitu Badan Pemerintah yang salah satu tugasnya mengkoordinasikan pembangunan di kawasan perbatasan negara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dari wawancara dan kajian pustaka. Untuk menggambarkan strategi komunikaksi persuasif yang dilakukan oleh BNPP, peneliti menggunakan pendekatan komunikasi persuasi menggunakan The Hovland/Yale Model of Persuasion Learning oleh Carl Hovland. Hasilnya adalah BNPP telah melaksanakan sebagian besar dari unsur dalam metode Hovland untuk membangun citra perbatasan. Temuan menarik lainnya menunjukkan bahwa pembentukan branding perbatasan turut dipengaruhi oleh kinerja pembangunan serta manajemen proses pada strategi komunikasinya. Sejalan dengan hal tersebut, diharapkan terbentuk kesadaran kolektif masyarakat yang berbanding lurus dengan meningkatnya rasa nasionalisme.

Kata Kunci: Public Relations, Komunikasi Persuasif, Strategi Komunikasi, BNPP RI, Perbatasan Nasional, Citra Perbatasan.