Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pemahaman mengenai korupsi dan nilai integritas pada kalangan pegawai negeri sipil khususnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurangnya pemahaman pegawai mengenai korupsi dan nilai integritas membuat Kemendikbud bekerja sama dengan KPK untuk membuat kampanye Tunas Integritas. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana manajemen pesan antikorupsi dan reformasi birokrasi disampaikan dalam kampanye internal Tunas Integritas Itjen Kemendikbud dan mengapa perlu disampaikan pesan mengenai antikorupsi dan reformasi birokrasi disampaikan dalam kampanye internal Tunas Integritas Itjen Kemendikbud. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dasar-dasar pengelolaan dan penyampaian pesan dalam kampanye antikorupsi dan reformasi birokrasi yang berada dalam lingkup pegawai internal Itjen Kemendikbud. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif eksplanatif dengan pendekatan studi kasus yang berarti penelitian yang terikat pada konteksnya. Penelitian ini mengacu pada konsep merancang pesan, kampanye, antikorupsi, dan reformasi birokrasi. Penelitian ini menggunakan teori retorika ajakan dari Karen Foss dan Sonjia Foss. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kampanye Tunas Integritas bertujuan untuk menjadikan para pegawai Kemendikbud menjadi pribadi berintegritas serta dapat melayani masyarakat sepenuh hati.

Kata Kunci: Humas, kampanye, pesan, persuasi.