Pilpres 2019 diisi oleh sang petahana, Joko Widodo dan lawan yang sama dengan Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto. Akan tetapi, ada sosok baru yang mendampingi Joko Widodo sebagai Cawapres pada kontestasi pemilihan kali ini yakni kehadiran K.H. Ma’ruf Amin yang memiliki latarbelakang sebagai Ulama. Salah satu rangkaian yang harus dilalui oleh kandidat Capres dan Cawapres dalam masa kampanye adalah Debat Pilpres.
Dalam ajang debat, penting bagi kandidat untuk membangun citra politik lewat argumen dan pemahamanya terhadap sebuah isu. Citra politik dapat dibangun lewat melakukan manajemen impresi. Kesan tertentu dapat menampilkan citra tertentu. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi.
Manajemen impresi K.H. Ma’ruf Amin pada debat Pilpres 2019 dianalisis sesuai dengan kerangka taksonomi dari Jones dan Pittman yaitu ingratiation, intimidation, self-promotion, exemplification, supplication. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa K.H. Ma’ruf Amin lebih dominan menggunakan strategi manajemen impresi self-promotion dan ingratiation. Strategi ini dominan dipakai karena K.H. Ma’ruf Amin ingin menampilkan diri sebagai kandidat yang mampu menjadi Wakil Presiden periode 2019-2024. Strategi ini dibuktikan lewat pernyataan atas kemampuan diri lewat program yang akan dilaksanakan, serta pembuktian atas hasil kinerja pemerintahan sebelumnya yang sudah dilakukan.