Analisis Mekanisme Regional ASEAN dalam menghadapi pelanggaran Hak Asasi Manusia Pasca Kudeta Myanmar Tahun 2021

About Us

LSPR (London School of Public Relations) is a private educational institution based in Indonesia, primarily focused on communication, public relations, and related fields. An "institutional repository" typically refers to a digital collection of an institution's scholarly and creative output, including research papers, theses, publications, and other academic materials.If LSPR has established an institutional repository, it would serve as a platform to showcase and preserve the intellectual work of the institution's students, faculty, and researchers. This repository could be used to centralize.

"It's a space where ideas flourish."

Yuwono, Adi (2022) Analisis Mekanisme Regional ASEAN dalam menghadapi pelanggaran Hak Asasi Manusia Pasca Kudeta Myanmar Tahun 2021. UGP-Thesis thesis, LSPR Communication & Business Institute.

Full text not available from this repository.

Abstract

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan organisasi regional yang bertujuan untuk membina kerja sama dan menjaga perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan Asia Tenggara dan negara-negara anggotanya. ASEAN telah sukses dalam melakukan hal tersebut sejak didirkannya pada tahun 1967. Namun, pergolakan politik domestik yang disertai dengan pelanggaran hak asasi manusia tetap menjadi masalah utama, sehingga seringkali memusatkan ASEAN pada garis bidik kritikan dan kecaman internasional. Meskipun ASEAN memiliki mekanisme hak asasi manusianya yang dijalankan melalui ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR), tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar implementasinya belum maksimal. Berkaitan dengan hal itu, banyak kalangan akademisi yang beranggapan bahwa ketidakmaksimalan tersebut berasal dari kepatuhan negara-negara anggota terhadap prinsip non-interferensi atau yang lebih dikenal sebagai The ASEAN Way. Oleh karenanya, mekanisme hak asasi manusia ASEAN terbatas untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dalam mengambil tindakan nyata terhadap pelanggaran hak asasi manusia, seperti yang terjadi di Myanmar pasca kudeta tahun 2021. Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengidentifikasi isu-isu sentral, termasuk prinsip non-interferensi, yang dapat dilihat sebagai hambatan bagi implementasi mekanisme hak asasi manusia ASEAN. Penulis akan memasukkan konsep relativisme budaya hak asasi manusia bersama dengan teori konstruktivisme guna mendukung analisis, dengan harapan bahwa penulis dapat menghasilkan karya tulis akademis yang jelas dan komprehensif terkait lingkup ASEAN dan hak asasi manusia.

KataKunci: ASEAN, AICHR, Hak asasi manusia, Myanmar, Non-intervensi

Item Type: Thesis (UGP-Thesis)
Subjects: H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races
Divisions: Faculty of Communication, Communication Studies > International Relations Communication
Depositing User: Ms Kartika S
Date Deposited: 03 Jan 2024 10:30
Last Modified: 03 Jan 2024 10:30
URI: http://repository.lspr.ac.id/id/eprint/130

Actions (login required)

View Item
View Item