Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun cukup meningkat. Tindak kejahatan korupsi ini tidak hanya dilakukan oleh laki-laki bahkan perempuan juga ikut andil dalam tidak kejahatan korupsi. Masalah perempuan dan korupsi tidak ada hubungan dengan identitas perempuan itu sendiri tetapi hanya semata-mata hanya persoalan kekuasaan dan kesempatan untuk melakukannya. Berlatar belakang dari masalah perempuan dan korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi bekerja sama dengan AIPJ meluncurkan program kampanye berbasis keluarga pada tahun 2014 bernama “Saya Perempuan Anti Korupsi”. Berdasarkan dari masalah diatas, penulisan ini membahas mengenai model komunikasi kampanye Komisi Pemberantasan Korupsi yang digunakan pada pelaksanaan program kampanye “Saya Perempuan Anti Korupsi”. Teori utama yang digunakan adalah teori model komunikasi kampanye Nowak dan Warneryd, model komunikasi ini memiliki 8 unsur yang memiliki keterkaitan satu dan yang lainnya. Model Komunikasi Kampanye Nowak dan Warneryd telah meliputi tahapan perencanaan kampanye, isi pesan, komunikator, media, hingga efek terhadap publik Kampanye “Saya Perempuan Anti-Korupsi”. Dari hasil analisa data yang didapatkan, Komisi Pemberantasan Korupsi menggunakan metode komunikasi sesuai dengan model komunikasi kampanye Nowak dan Warneryd.

Kata Kunci: Model Komunikasi Kampanye, Kampanye, Kampanye Perubahan Sosial,Komunikasi Eksternal,Komunikasi Persuasif Komisi Pemberantasan Korupsi.