Pemuda adalah kunci penting dari Agenda 2030 Sustainable Development Goals. Berbeda dari pendahulunya yaitu MDGs (Millennium Development Goals), kini SDGs mengusung prinsip inklusif “No one left behind”. Indonesia di tahun 2030 akan memiliki bonus demografi atau surplus usia produktif. Data sensus di tahun 2020, menunjukkan ada sekitar 270 juta penduduk Indonesia yang didominasi oleh pemuda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teori konstruktivisme untuk menganalisa keterlibatan pemuda dalam agenda SDGs dalam dinamika hubungan internasional dan teori empowerment untuk menganalisa advokasi SDG 11 dari 2030 Youth Force Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SDG 11 di Indonesia masih mengalami banyak tantangan diantaranya urbanisasi, keterbatasan lahan, pertumbuhan kota tak terkendali, carbon footprint, sulitnya akses akan saran prasana pokok, dan perkotaan yang masih rentan bencana. Data menunjukkan bahwa perkembangan dari SDG 11 di Indonesia berada pada kondisi stagnan. Pemuda sebagai garda terdepan SDGs dan yang akan berkehidupan di perkotaan harus mampu mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Kata Kunci: Pemuda, Sustainable Development Goals, Kota dan Komunitas Berkelanjutan, Teori Konstruktivisme, Pemberdayaan, Advokasi