Peran Indonesia dalam Menciptakan Agenda Setting Terkait Pembahasan Moratorium E-commerce di WTO Melalui Forum G20 2022

About Us

LSPR (London School of Public Relations) is a private educational institution based in Indonesia, primarily focused on communication, public relations, and related fields. An "institutional repository" typically refers to a digital collection of an institution's scholarly and creative output, including research papers, theses, publications, and other academic materials.If LSPR has established an institutional repository, it would serve as a platform to showcase and preserve the intellectual work of the institution's students, faculty, and researchers. This repository could be used to centralize.

"It's a space where ideas flourish."

Pratama, Daffa Rizki (2023) Peran Indonesia dalam Menciptakan Agenda Setting Terkait Pembahasan Moratorium E-commerce di WTO Melalui Forum G20 2022. UGP-Thesis thesis, LSPR Communication and Business Institute.

Full text not available from this repository.

Abstract

Peran Indonesia dalam Menciptakan Agenda Setting Terkait Pembahasan Moratorium E-commerce di WTO Melalui Forum G20 2022 merupakan suatu penelitian yang dilakukan dalam rangka mengetahui seberapa efektif peran Indonesia dalam menyeselesaikan isu permasalahan Moratorium E-commerce pada WTO, dengan menciptakan agenda setting lewat momentum kepresidenannya di G20 2022. Penelitian ini dikaji sesuai dengan fakta dan data yang sudah disajikan oleh berbagai sumber terpilih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat memahami serta mendalami lebih jauh lagi seberapa efektif peran Indonesia dalam menciptakan agenda setting lewat forum G20 2022 dalam membuka kembali pembahasan Moratorium E-commerce WTO. Fokus penelitian ini mengenai peran Indonesia dalam menciptakan agenda setting pada forum G20 2022, dan seberapa efektif kepresidenan Indonesia sebagai tuan rumah G20 2022 dalam mengatur agenda pertemuan yang didalamnya diharapkan dapat memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada. Penelitian ini menggunakan konsep agenda setting yang dikemukakan oleh Joseph Nye lewat teorinya bernama the second face of power, serta konsep dari liberalisasi e-commerce, dengan metode penelitian kualitatif dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data primer serta studi dokumen sebagai teknik pengumpulan data sekundernya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Indonesia dalam mendorong kembali pembahasan Moratorium E-commerce masih terbilang belum cukup efektif. Terbukti dari adanya beberapa bukti yang menyatakan bahwa hasil dari pertemuan pada forum G20 2022 hanya menghasilkan sebuah pernyataan dan rangkuman saja, bukanlah kesepakatan yang konkret dan disepakati secara bersama-sama. Sehingga, peneliti menyatakan bahwa dibutuhkan penelitian lebih lanjut pada pertemuan G20 berikutnya dan juga pada forum multilateral lain seperti WTO.

Kata Kunci: Peran Indonesia, Presidensi Indonesia, G20 2022, Agenda Setting, Moratorium E-commerce, WTO.

Item Type: Thesis (UGP-Thesis)
Subjects: H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races
Divisions: Faculty of Communication, Communication Studies > International Relations Communication
Depositing User: Ms Kartika S
Date Deposited: 06 Feb 2024 02:19
Last Modified: 06 Feb 2024 02:19
URI: http://repository.lspr.ac.id/id/eprint/2368

Actions (login required)

View Item
View Item