Tanah Papua yang dikenal dengan budaya asli berbagai sukunya menyimpan sejumlah misteri yang belum seutuhnya terpecahkan. Adat budaya dan kehidupan sosial memiliki keunikan tersendiri untuk dieksplor menjadi sebuah kisah. Alam liar dan manusianya, adat dan keunikan budaya masih terbuka luas untuk dikisahkan dalam berbagai karya. Dideskripsikan dalam model Lasswell dengan tokoh utama perempuan Tanah dan dipresentasikan dalam 20 menit film pendek dengan genre drama keluarga ini berusaha menampilkan fakta aktual tentang sosok seorang perempuan asli Papua yang mewakili kaumnya yang terhimpit dalam budaya patriarki Papua yang kental dengan berbagai dimensi sosial yang mengikatnya dalam adat budaya, pernikahan, agama dan lain sebagainya, bahkan hingga harga diri dan masa depan generasi sesudahnya. Terutama dengan kehadiran seorang anak menjadi sebuah kisah yang layak untuk diceritakan bahkan menjadi harapan yang layak dan patut diperjuangkan menjadi konsep edukasi sosial bagi generasi hari ini. Perempuan Tanah, Cendrawasih Papua, mama-mama Papua adalah sejumlah lokal slank atau julukan yang disematkan untuk menjelaskan perempuan asli Papua. Penghargaan terhadap kaum perempuan yang belum setara membuatnya harus berusaha keluar dari tempat kemalangan dengan caranya sendiri walau harus terlukadan diperlakukan kasar dalam hidupnya. Rangkaian pengerjaan karya nonskripsi Perempuan Tanah ini memberi semacam pesan sosial kepada masyarakat Indonesia bahwa Papua tidak hanya terkenal dari kekayaan tanahnya, keindahan alam dan cerita kisah burung surganya namun, masih ada sejumlah kisah sosial lainnya yang layak dan dan patut menjadi perhatian bersama.

Kata kunci : Kesetaraan, Perempuan Tanah, Mama-Mama Papua, FilmPendek