Penerbangan haji adalah perjalanan yang unik karena melibatkan banyak perbedaan terutama dalam segi budaya dan komunikasi yang terjadi di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik komunikasi antar budaya awak kabin Garuda Indonesia saat berinteraksi dengan jamaah haji. Selain itu, penelitian ini membahas terkait teori kaidah emas yang dikaitkan dengan komunikasi intercultural. Penelitian ini berfokus pada pemahaman tantangan yang dihadapi awak kabin dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi dan pemahaman budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan wawancara untuk pengambilan data primer. Responden adalah awak kabin Garuda Indonesia yang telah berpengalaman dalam melayani penerbangan haji dipilih untuk ikut serta. Temuan awal menunjukkan bahwa komunikasi antarbudaya menimbulkan tantangan unik bagi awak kabin saat melayani jamaah haji. Tantangantantangan ini mencakup hambatan linguistik, perbedaan budaya, dan kepekaan agama. Studi ini juga mengungkapkan pentingnya komunikasi antar budaya yang efektif dalam menciptakan pengalaman penumpang yang positif dan menjaga keharmonisan di dalam pesawat. Komunikasi antar budaya yang sukses meningkatkan kepercayaan, mengurangi kesalahpahaman, dan menumbuhkan rasa inklusivitas dan rasa hormat di antara penumpang yang beragam. Adanya pemahaman dan penerapan mengenai kaidah emas juga mempengaruhi proses komunikasi antar budaya. Adanya kaidah emas, membuat seseorang mampu menerima dan menghargai orang lain sebagaimana ingin dihargai.

Kata Kunci: Komunikasi Antarbudaya, Penerbangan Haji, Kaidah Emas.