Polusi udara di Indonesia, khususnya di Jakarta, merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup yang terbukti memberikan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Meskipun polusi udara sangat parah, namun permasalahan ini belum menjadi perhatian masyarakat umum. Oleh karena itu, LSM yang fokus pada isu polusi udara seperti Bicara Udara menghadapi keterbatasan dalam kesadaran merek, dibandingkan dengan LSM lain yang fokus pada isu lingkungan yang lebih luas termasuk polusi udara, sehingga semakin membatasi kehadiran Bicara Udara sebagai LSM. Kurangnya kesadaran akan polusi udara, ditambah dengan kompetitor yang lebih besar, menjadi kendala bagi Bicara Udara untuk dapat menonjol dan melakukan kampanye mereka khususnya Biru Voices karena LSM besar lainnya juga melakukan kampanye serupa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi yang diterapkan Bicara Udara dalam kampanye Biru Voices untuk mengatasi tantangan tersebut. Penelitian ini memanfaatkan teori-teori komunikatif melalui lensa fokus humas, komunikasi, humas, dan kampanye, serta memanfaatkan model PR empat langkah sebagai bentuk analisis utama. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan wawancara mendalam sebagai metode pengumpulan data, triangulasi data digunakan untuk memvalidasi hasil, yang kemudian dianalisis melalui teknik reduksi data. Penelitian ini dapat menunjukkan kepada Bicara Udara kelemahan yang mungkin dapat memperbaiki dan memperkuat aspek-aspek positif dari Biru Voices dan menerapkan hasil-hasil ini pada kampanye-kampanye lain di masa depan.

Kata Kunci: NGO, Komunikasi, Kampanye, Public Relations, Four Steps of PR