Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kebudayaan, kondisi geografis, dan adat istiadat yang beragam. Untuk menjaga kebhinekaan Nusantara, dibutuhkan sikap keterbukaan etnis. Salah satu provinsi di Indonesia dengan pluralisme yang tinggi adalah Provinsi Papua, yang mencakup 7 wilayah adat dan 255 suku asli. Jakarta sebagai ibukota negara, merupakan salah satu kota perantauan bagi masyarakat Papua. Namun, pembingkaian media dan stigmatisasi terhadap masyarakat Papua menciptakan kesenjangan antara masyarakat Jakarta dan Papua. Hal ini tidak terlepas dari inferiority complex yang dirasakan oleh masyarakat Papua. Maka, kampanye “Satu Honai” dirancang untuk mengenalkan kebudayaan, karakteristik, dan adat istiadat masyarakat Papua agar lebih dipahami sehingga menciptakan sikap keterbukaan etnis. Sasaran dari kampanye ini adalah para pelajar dan mahasiswa di Jakarta yang berusia 17-24 tahun, sehingga sumber publikasi adalah media sosial. Kampanye “Satu Honai” memuat strategi komunikasi melalui Instagram dengan tagar #SatuHonai, serta siniar yang berjudul “Satu Honai” di Spotify. Komunikasi di Instagram terdiri dari konten edukatif berupa pengenalan terhadap budaya Papua dan mendorong sikap toleransi. Sementara, siniar “Satu Honai” berisi pengenalan kampanye “Satu Honai”, budaya dan karakteristik masyarakat Papua, serta budaya masyarakat Jakarta. Masing-masing episode berdurasi 15-20 menit, dan terdiri dari 4 episode

Kata Kunci:Kampanye, Papua, Jakarta, toleransi, media sosial