Feminism, Freedom, And Fundamentalism : Between Intolerance And Plurarity With In Indonesia Society

About Us

LSPR (London School of Public Relations) is a private educational institution based in Indonesia, primarily focused on communication, public relations, and related fields. An "institutional repository" typically refers to a digital collection of an institution's scholarly and creative output, including research papers, theses, publications, and other academic materials.If LSPR has established an institutional repository, it would serve as a platform to showcase and preserve the intellectual work of the institution's students, faculty, and researchers. This repository could be used to centralize.

"It's a space where ideas flourish."

Fahada, Jasmine Alderira (2019) Feminism, Freedom, And Fundamentalism : Between Intolerance And Plurarity With In Indonesia Society. UGP-Thesis thesis, LSPR Communication and Business Institute.

Full text not available from this repository.

Abstract

Struktur patriarki yang dominan dalam masyarakat Indonesia telah menciptakan resistensi oleh feminis setidaknya dari era Soeharto, yang kemudian meningkat pada periode pasca reformasi. Lalu, naiknya fundamentalisme keagamaan pada periode yang sama telah menciptakan tensi diantara kelompok feminis yang mengklaim bahwa kebebasan untuk mengekspresikan nilai-nilai dan ide-ide mereka, dan dengan demikian mempengaruhi perubahan yang berarti dalam masyarakat Indonesia, telah sangat terbatasi. Membatasi hak-hak kelompok minoritas seperti feminis melalui intimidasi membawa akibat yang serius untuk kualitas masyarakat indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, merujuk kepada teori standpoint, riset ini menyelidiki keadaan feminism saat ini di Indonesia, dan interaksi antara feminis dan fundamentalis baik dalam level ideologi dan fisik. Riset ini melibatkan enam wawancara yang mewakili baik posisi feminis dan fundamentalis. Tesis ini membuat beberapa konklusi: pertama, hak-hak perempuan telah meningkat sejak era Soeharto, namun, rintangan baru punikut muncul yang menantang hak-hak perempuan dan akses keadilan. Kedua, adanya ketidakselarasan antara wacana fundamentalis dan realita wanita di Indonesia. Feminis setuju bahwa adanya tensi namun fundamentalist tidak setuju dengan argumen bahwa tidak adayang salah dengan keadaan saat ini di Indonesia. Namun, dalam level fisik, ada banyak kasus dimana pro-feminis dan anti-feminis bertentangan, namun itu juga menunjukkan pelaksanaan demokrasi dan kebebasan ekspresi. Terakhir, solusi itu ada dengan merujuk kepada teori standpointuntuk membuat diskusi yang saling melibatkan sesame dan meningkatkan edukasi terhadap keadilan hak-hak perepuan dan kesetaraan gender. Tesis ini mengusulkan bahwa solusi yang memungkinkan untuk feminis dan fundamentalis berada pada komunikasi yang lebih baik antara kedua kelompok.

Kata kunci: feminisme, fundamentalisme, hak-hak perempuan, teori standpoin.

Item Type: Thesis (UGP-Thesis)
Subjects: H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races
Divisions: Faculty of Communication, Communication Studies > International Relations Communication
Depositing User: Ms Kartika S
Date Deposited: 11 Jan 2024 06:34
Last Modified: 11 Jan 2024 06:34
URI: http://repository.lspr.ac.id/id/eprint/709

Actions (login required)

View Item
View Item