Siti Zainab adalah salah seorang PMI yang dieksekusi mati oleh Pemerintah Arab Saudi atas pembunuhan yang dilakukannya terhadap majikan perempuannya. Eksekusi mati tersebut dijalankan pada tahun 2015, atau sekitar 16 tahun setelah Siti Zainab ditahan di penjara Madinah, Arab Saudi. Pemerintah Indonesia menyatakan telah melakukan berbagai upaya diplomasi untuk membebaskan Siti Zainab dari hukuman mati, namun di sisi lain muncul pertanyaan, yaitu mengapa dalam kurun waktu 16 tahun tersebut pemerintah Indonesia tidak mampu menyelesaikan permasalahan Siti Zainab dan membebaskannya dari hukuman mati, sedangkan untuk kasus hukuman mati pada PMI lain dengan rentang waktu kasus lebih pendek dapat diselesaikan. Hal lain yang menjadi permasalahan adalah pelaksanaan hukuman mati Siti Zainab yang tidak diketahui jadwalnya oleh pemerintah Indonesia. Pemerintah baru mengetahui bahwa Siti Zainab telah dieksekusi mati setelah eksekusi mati tersebut selesai dilaksanakan. Berdasarkan hal ini, maka penelitian ini ingin mengkaji mengenai diplomasi Pemerintah Indonesia terhadap Pemerintah Arab Saudi dalam rangka membebaskan Siti Zainab dari hukuman mati. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebenarnya pemerintah Indonesia telah mengupayakan untuk melakukan diplomasi kepada Arab Saudi melalu enam elemen diplomasi yang terdiri dari perwakilan diplomatik; pihak yang terlibat; sarana komunikasi; hubungan diplomatik yang berlanjut; bentuk hubungan yang universal; dan keterlibatan aktor diplomasi bukan negara. Namun demikian, adanya perbedaan sistem hukum yang berlaku membuatupaya diplomasi tersebut tidak mampu membebaskan Siti Zainab dari pelaksanaan hukuman mati.

Kata Kunci: Diplomasi, PMI, Eksekusi Mat