PT PLN (Persero) Regional Sulawesi memiliki karyawan multigenerasi, mulai dari Generasi X, Y dan Z. Lingkungan kerja multigenerasi ini sering membuat terjadinya konflik dalam organisasi yang diakibatkan oleh perbedaan nilai, perilaku kerja, gaya hubungan dan motivasi (Dois, Landrum, & Wieck, dalam Smyrl, 2011). Terlepas dari adanya internal konflik, hal tersebut dapat dihindari apabila pemimpin memiliki keinginan untuk mewujudkannya, yaitu dengan mampu mengaplikasikan transformational leadership, servant leadership dan sikap asertif dibutuhkan dari setiap pemimpin dalam hal ini gen X. Communication Satisfaction dari gen Y dan Z juga menjadi tolak ukur kesuksesan pemimpin.
Penelitian ini, menggunakan paradigma klasik sebab ingin mengetahui secara umum pengaruh transformational leadership, servant leadership dan sikap asertif pemimpin dalam sebuah organisasi. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui pengaruh transformational leadership, servant leadership dan sikap asertif Gen X terhadap Gen Y dan Z. Variabel independen pada penelitian ini transformational leadership dan servant leadership untuk mengukur leadership style gen X serta sikap asertif gen X dan variabel dependennya adalah communication satisfaction. Untuk mengetahui sampel secara umum, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang diberikan kepada 1459 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara transformational leadership dengan communication satisfaction dan juga terdapat pengaruh yang signifikan antara servant leadership terhadap communication satisfaction. Namun, untuk sikap asertif tidak ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap communication satisfaction. Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan untuk seluruh Manajer dari gen X untuk menerapkan transformational leadership style, servant leadership dan sikap asertif dalam memimpin organisasi khusunya di PLN (Persero) Regional Sulawesi, dan di Indonesia pada umumnya.